Tuesday, July 8, 2025

World Spirit For a Better Life

Advertisement

Top 5 This Week

Advertisement

Related News

Terimalah Satu Akan yang Lain Untuk Kemuliaan Allah? – MTPJ 6 – 12 Juli 2025

MTPJ,SPIRITSULUT.COM –

Terimalah Satu Akan yang Lain Untuk Kemuliaan Allah?

ALASAN PEMILIHAN TEMA

- Advertisement -

Perbedaan sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan. Antara orang yang satu dengan orang yang lain pasti ada perbedaan. Antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain dapat saja berbeda. Ada perbedaan suku, ras, budaya, tradisi, pandangan politik dan lain sebagainya.

Perbedaan sesungguhnya dapat menjadi kekuatan untuk saling melengkapi satu dengan yang lain. Tetapi terkadang menjadi penyebab perpecahan bahkan permusuhan dalam sebuah komunitas. Ini bisa terjadi dalam kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat. Sebab ada yang menganggap pribadi atau kelompoknya lebih berarti dari yang lain.

Ada juga yang menganggap bahwa kelompok yang lain lebih lemah dan kelompok sendiri lebih kuat, sehingga yang lemah harus tunduk kepada yang kuat. Ada juga kelompok yang merasa lebih istimewa dan eksklusif dari kelompok yang lain.

Realitas seperti itu juga sering mewarnai kehidupan orang percaya dalam hal ini warga gereja. Ada yang merasa lebih kuat dari yang lain, akibatnya yang lemah merasa disepelekan dan dianggap tidak berarti.

Persekutuan yang seharusnya menciptakan kehidupan yang saling mendukung dan melengkapi antara satu dengan yang lain ditengah perbedaan, justru melahirkan kehidupan yang saling menjatuhkan dan jauh dari semangat saling menolong dan menghidupkan. Hidup dalam kerukunan sepertinya menjadi suasana yang langka oleh karena konflik-konflik kepentingan.

Oleh karena itu disepanjang minggu ini kita dibawa dalam perenungan Firman Tuhan dalam Roma 15:1-13 di bawah tema “Terimalah Satu Akan yang Lain Untuk Kemuliaan Allah”

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Eksegese)

Surat Roma ini di tulis Paulus sekitar tahun 56/57 M di Korintus dan ditujukan kepada jemaat yang ada di Roma. Jemaat di Roma memang bukanlah jemaat yang didirikan oleh Paulus tetapi oleh hadirnya orang-orang Kristen Yahudi di kota Roma.

Saat surat ini dikirimkan Paulus, jemaat Roma ini terdiri dari orang Kristen asal Yahudi dan orang Kristen bukan Yahudi. Bahkan tampaknya orang Kristen bukan Yahudi itu yang paling banyak dalam jemaat.

Rupanya ada ketegangan dan pertentangan antara dua kelompok ini. Ada kelompok yang disebut sebagai “Orang yang tidak kuat” dan kelompok yang lain adalah “Orang yang kuat”. Kelompok orang Kristen asal Yahudi membawa pemahaman Yudaisme yang memahami bahwa hak eksklusif sebagai orang Israel tetap ada pada mereka.

Pemahaman ini yang dipahami oleh orang Kristen asal Yahudi. Bagi mereka, orang bukan Yahudi yang masuk menjadi Kristen, harus juga masuk menjadi umat Yahudi dengan jalan di sunat dan memberlakukan Taurat. Kalau orang Kristen ingin menyebut diri sebagai keturunan Abraham maka mereka wajib menerima sunat dan hidup dalam Taurat.

Kedatangan dan karya Kristus tidak mengubah status keistimewaan Yahudi sebagai umat pilihan. Sebagai orang percaya harus tetap setia pada Taurat Yahudi. Sementara itu orang Kristen bukan Yahudi memahami bahwa didalam Kristus, Israel sudah tidak masuk hitungan lagi (Roma 11:7).

Oleh karena itu orang yang masih terikat pada aturan-aturan Yahudi itu adalah orang yang tidak kuat. Bagi orang Kristen bukan Yahudi, keselamatan yang dari Allah itu didasarkan pada iman kepada Kristus bukan berdasarkan Hukum Taurat. Kelompok ini disebut sebagai orang yang kuat. Kondisi ini sangat mempengaruhi perkembangan jemaat di Roma.

Itulah sebabnya Paulus merasa perlu untuk mengingatkan mereka sehubungan dengan apa yang sementara terjadi dalam kehidupan jemaat, karena menyangkut pertumbuhan dan perkembangan iman jemaat.

Dalam pasal 14, Paulus telah menyinggung keberadaan orang yang kuat dan orang yang lemah. Pertentangan antara orang yang kuat dan orang yang lemah ini terlihat dalam hal Hari Sabat dan tentang makan daging. Paulus mengingatkan agar masing-masing orang menghormati apa yang dilakukan oleh orang lain karena semua itu dilakukan untuk Tuhan (Roma 14:1-6).

Dalam pasal 15 ayat 1-3 ini, Paulus mengingatkan tentang bagaimana orang yang kuat wajib menanggung orang yang tidak kuat. Rupanya orang yang kuat disini adalah mereka yang bukan Yahudi dalam jemaat ini, dan yang lemah adalah orang Kristen asal Yahudi. Orang yang lemah adalah orang yang masih terikat dengan peraturan-peraturan yang telah menjadi latar belakang mereka.

Sementara orang yang merasa lebih kuat adalah mereka yang tidak terikat pada peraturan-peraturan Yudaisme. Bagi Paulus, yang kuat wajib menanggung (Yun=Bastazein yang berarti menanggung beban) yang tidak kuat. Dalam hal ini di tengah kehidupan jemaat, sikap menerima orang lain bahkan ikut menanggung beban saudaranya adalah hal yang harus dilakukan.

Dalam jemaat, tidak ada orang yang hanya mau senang sendiri, sementara orang lain merasa tertekan dan tidak berdaya. Menyenangkan diri sendiri disini mengandung pengertian menikmati kebebasan, makan minum seenaknya karena menganggap kematian Yesus Kristus membuat tidak ada lagi larangan dan pantangan.

Paulus mencontohkan bagaimana Yesus Kristus ikut menanggung beban dan tidak mencari kesenangan sendiri. Itulah yang harus nampak dalam kehidupan jemaat yaitu hidup yang membuat orang lain dapat bersukacita.

Ayat 4-6. Selanjutnya Paulus juga mengingatkan agar apa yang sudah disampaikan oleh Kitab Suci menjadi pelajaran bagi jemaat. Bahwa pengharapan tentang kedatangan Kerajaan Allah itu sesungguhnya adalah pengharapan tentang kerajaan yang di mana baik Israel maupun bangsa-bangsa lain itu ada bersama-sama. Hukum Kerajaan Allah itu adalah kesatuan dalam kasih diantara semua orang.

Itulah sebabnya Paulus berharap agar jemaat hidup dalam kerukunan ( Yun=Phroneo yang berarti kesatuan atau kesamaan pikiran atau perasaan, atau juga kesehatian) satu sama lain, sebab itulah yang dikehendaki Kristus. Kesehatian itu merupakan cerminan dari Kerajaan Allah dimana semua orang yang sekalipun berbeda dapat hidup bersama tanpa saling menyakiti satu dengan yang lain.

Sehingga menurut Paulus hanya dengan suasana seperti itu maka jemaat dapat satu suara (Harafiah: Satu mulut) dapat memuliakan Allah dan Bapa Tuhan, Yesus Kristus. Bagaimana mungkin terjadi satu suara memuliakan Tuhan apabila dalam jemaat itu saling menjatuhkan satu dengan yang lain

Ayat 7-12. Hidup bersama dalam pikiran yang sama adalah cerminan kehidupan yang saling menerima satu dengan yang lain sama seperti Kristus menerima semua orang. Paulus berkata, “Sebab itu terimalah satu akan yang lain,..” Kata terimalah diterjemahkan dari kata Proslambaneste dari Proslambano (Yun) yang berarti mengambil, menerima, mengakui. Itu berarti satu dengan yang lain memiliki sikap saling menerima/mengambil dan mengakui. Tidak ada yang lebih utama dan tidak ada yang lebih rendah.

Jemaat harus bersikap seperti Yesus yang telah menerima mereka dalam segala keberadaan mereka termasuk latar belakang mereka. Sebab kematian Kristus dan penebusan-Nya diperuntukkan untuk semua orang. Bahkan Paulus menambahkan bahwa Kristuspun telah berkarya untuk orang-orang bersunat yaitu Israel dan juga bangsa-bangsa lain. Selanjutnya untuk memberi penegasan tentang karya Kristus itu, Paulus juga mengutip ayat-ayat dalam Perjanjian Lama yang meneguhkan bahwa karya Kristus itu berlaku bagi Israel dan bangsa-bangsa lain.

Dan akhirnya Paulus menutup bagian ini (Ayat 13) dengan doa bagi jemaat agar sukacita dan damai sejahtera memenuhi hidup jemaat dalam keberimanan mereka sebagai orang percaya. Sebab dengan demikian mereka akan dapat hidup bersama dan meninggalkan pertikaian dan pertengkaran. Hidup dalam damai sejahtera itu berarti karena saling menerima satu akan yang lain dengan beragam latar belakang untuk kemuliaan Allah. Ini juga mengandung arti Diakonia atau pelayanan yang membangun kehidupan satu dengan yang lain.

MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN

Kepelbagaian dan perbedaan latar belakang sebagai warga gereja adalah sebuah kenyataan. Realitas ini harus dimaknai dengan bijaksana tanpa harus saling menjatuhkan satu dengan yang lain oleh karena merasa lebih istimewa dari pada yang lain. Perbedaan suku, ras, budaya, tradisi, dan mungkin berbeda pilihan disaat suksesi kepemimpinan di tengah masyarakat bukan menjadi dasar dan alasan untuk saling menjatuhkan satu dengan yang lain. Tetapi dengan menerima satu dengan yang lain sebagai orang percaya akan mengantar kita untuk memuliakan Allah.

Orang percaya diingatkan bahwa kita diterima oleh Yesus Kristus dengan pengorbanan-Nya tanpa memandang latar belakang kita. Kita diterima-Nya dengan cuma-cuma. Oleh karena itu sebagaimana Yesus Kristus telah menerima kita maka kitapun harus saling menerima antara satu dengan yang lainnya tanpa memandang latar belakang dari mana mereka berasal. Keluarga sesungguhnya adalah contoh dari hidup yang saling menerima satu dengan yang lain.

Kerukunan dan hidup damai sejahtera adalah kekuatan orang percaya untuk membangun persekutuan ditengah tantangan dan cobaan dunia. Sebaliknya perpecahan dan pertikaian akan melemahkan persekutuan orang percaya dalam kehadirannya ditengah dunia.
Sebagaimana Yesus Kristus telah merendah dan menjadi pelayan bagi semua orang, baik orang Yahudi maupun bagi bangsa-bangsa lain, maka demikian pula kehidupan kita kiranya menjadi pelayan antara satu dengan yang lainnya.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

  • Apa yang kita pahami “Terimalah Satu Akan Yang Lain Untuk Kemuliaan Allah” berdasarkan Roma 15:1-13?
  • Mengapa realitas kehidupan warga gereja masih menampilkan kehidupan yang sulit menerima satu dengan yang lain dalam persekutuan?
  • Bagaimana kita sebagai warga gereja menyikapi realitas sosial kita yang sarat dengan kepelbagaian pemahaman dan perbedaan latar belakang?
    NAS PEMBIMBING: Galatia 3:28

POKOK-POKOK DOA

Persekutuan jemaat yang saling menerima satu akan yang lain ditengah perbedaan.
Gereja dimampukan menghadirkan damai sejahtera bagi semua orang
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN HARI MINGGU BENTUK I

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Panggilan Beribadah: NNBT No. 2 Dunia Tercipta Oleh Kar’na Tuhanmu

Ses Nas Pembimbing: NNBT No 3 Mari Kita Puji Allah

Pengakuan Dosa: KJ. No. 467 “Tuhanku, Bila Hati Kawanku”

Berita Anugerah Allah: NKB No.195. Kendati Hidupku Tentram

Ses Hukum Tuhan: NNBT No. 29 Apakah Yang T’lah Engkau Lakukan

Ses Pembacaan Alkitab: KJ. No. 59 “Bersabdalah Tuhan Kami Mendengarkan”

Persembahan: KJ. No. 433 “Aku Suka Membagi”

Nyanyian Penutup: NNBT No. 21. Pergilah Kamu

ATRIBUT Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.

(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular News