Wednesday, April 23, 2025

World Spirit For a Better Life

Top 5 This Week

Related Posts

Iman Timbul dari Pendengaran Firman, MTPJ 18-24 Juni 2023

MTPJ, SPIRITSULUT.COM –

Iman Timbul dari Pendengaran

Roma 10:16-21

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Gereja diutus di dunia untuk hidup menurut kehendak dan firman-Nya melaksanakan tugas bersekutu, bersaksi dan melayani. Tugas dan panggilan ini harus didasarkan pada komitmen mendengar suara Tuhan Allah sebagai tanda ketaatan iman yang meneguhkan spiritualitas hidup orang beriman untuk bersaksi. Untuk itu, gereja (orang percaya) harus mendengar Firman Tuhan Allah dalam segala situasi hidup dan pelayanannya, agar ketaatannya teruji dalam segala waktu.

Jika gereja lebih memilih mengikuti keinginan daging dan keinginan duniawi, sesungguhnya ia mengingkari hakikat keberadaannya yang didirikan oleh Yesus Kristus. Karena manusia lebih mengikuti keinginannya maka sejarah membuktikan konflik, pertikaian dan perpecahan tidak terelakkan. Alkitab mengingatkan bahwa melawan kehendak Tuhan Allah dan memilih kehendak diri sendiri adalah awal kejatuhan manusia maka lahirlah dosa. Mengabaikan suara Tuhan Allah dan menutup telinga terhadap kebenaran-Nya, adalah perilaku fasik yang harus diubah. Karena bagi orang percaya mendengarkan suara Tuhan Allah adalah inti dari ketaatannya. Gereja yang taat adalah gereja yang mendengar, melakukan dan bersaksi.

Persoalan mendengar suara Tuhan Allah bukan hanya problem sosial dalam rnembangun komunikasi dan relasi di dunia modern, tetapi juga merupakan problem teologi gereja modern. Gereja harus mengajarkan pemahaman bersama bahwa mendengar Firman Tuhan Allah adalah karakteristik orang beriman. Untuk menuntun perenungan minggu ini maka dipilihlah tema: “Iman Timbul Dari Pendengaran Firman”.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)

Kekristenan di Roma sudah ada sebelum tahun 49 M oleh pemberitaan Injil orang-orang Yahudi yang melahirkan beberapa kelompok kecil yang meyakini ajaran baru itu. Tapi dalam perkembangan selanjutnya malah orang-orang nonYahudi menjadi mayoritas pada gereja mula-mula di sana. Paulus begitu bersemangat dan menyatakan keinginannya segera datang ke kota Roma. (band Roma 1:10-12) Paulus ingin mengenal kehidupan beriman warga gereja, tetapi juga mengajarkan pokok-pokok iman tertentu. Dengan predikat kota megapolitan pada zamannya, orang Kristen diharapkan mampu berinteraksi sosial sambil menyadari fungsi misioner mereka, agar Injil semakin “didengar” dan diterima banyak orang.

Ayat 16, dimulai dengan narasi negatif, penolakan terhadap kabar baik. Penolakan kepada Injil merupakan hal lazim di kota Roma mengingat pemimpin bangsa ini umumnya tidak pernah toleran terhadap kekristenan. Konteks penolakan pada kabar baik Tuhan Allah tidak hanya dominan dalam Perjanjian Baru, tetapi juga dalam Perjanjian Lama. Kutipan Yesaya 53:1; mengungkapkan penolakan berulang-ulang bangsa Israel terhadap pemberitaan para nabi. Jadi tidak mendengar nubuatan para nabi bukan hanya menolak nabi tersebut, tetapi identik menolak Tuhan Allah sendiri. Sebelum kedatangannya ke Roma, Paulus sudah berapa kali ditolak, terutama oleh orang Yahudi dalam perjalanan misionernya. Akankah kehadirannya disambut gembira di Roma dan mungkinkah pemberitaannya tentang Injil di dengar? Tentu ia ingin agar pengajarannya mendapat perhatian dan di dengar warga Roma.

Pendengaran mendapat penekanan pada ayat 17. Kata dengar (Yun:ακουο – akuouo) menandakan bahwa pendengaran amat penting dan menentukan karena erat kaitannya dengan iman seseorang kepada Tuhan Allah. Sebagai penganut Yahudi sejati ia tahu bahwa keberadaan (hakikat) Tuhan Allah dipahami/diketahui dengan cara mendengar. “Dengarlah, hai orang Israel; Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa” (Ulangan 6:4). Karena itu dengan berani ia mengungkapkan teologinya bahwa awal iman ada pada pendengaran tentang firman. Dampak mendengar firman adalah munculnya iman. Seperti mata rantai yang bersambung, dari mendengar firman, bisa mengenal Tuhan Allah dan berlanjut beriman kepada-Nya. Ini adalah rantai keselamatan. Awal rantai itu bertumpu pada pendengaran. Bagaimana dapat percaya kepada Yesus Kristus, kalau orang tidak pernah mendengar tentang-Nya. Secara tersirat ada maksud untuk menajamkan pendengaran pada sesuatu yang baik. Sebab tidak semua berita yang didengar berdampak baik.

Pendengaran Firman yang bagaimana menimbulkan iman? (18-19). Pendengar harus memberikan perhatian yang sungguh pada apa yang didengar, sehingga Firman berdampak perubahan. Mendengar di sini berarti mencermati, menanggapi dan memahami dengan seksama. Mendengar dengan tidak menyenangkan tentu tidak memperoleh apa-apa tetapi bangkitkanlah kesenangan mendengar firman Tuhan.

Isi dan nilai berita menentukan ketekunan dan semangat mendengar. Injil adalah kabar baik, berita gembira, nilai yang terkandung adalah kebenaran karya selamat Tuhan Allah bagi manusia. Sesuatu yang sangat ironi kalau mendengar firman Tuhan Allah tidak berdampak apapun dalam hidup keberimanan seseorang. Jika demikian, harus dikoreksi cara mendengar firman.

Rasul Paulus menyesali sambutan terhadap Injil yang tidak ramah di Roma, bahkan di beberapa tempat yang dikunjunginya. Dan ia menegaskan bahwa murid-murid dan rasul-rasul sudah berupaya sungguh-sungguh memberitakan Injil sampai ke ujung bumi. Sangat mengejutkan jika Injil pertama-tama ditolak oleh orang Yahudi, mengingat identitasnya sebagai bangsa pilihan Tuhan Allah.

Injil pertama-tama ditujukan kepada orang Yahudi (band Roma 1:16). Karena itu Paulus berupaya agar Injil diberitakan kepada orang-orang Yahudi. Ia mendatangi rumah-rumah ibadah mereka (sinagoge) yang tersebar luas di wilayah Romawi dan mengajar. Mereka mendengar kabar baik itu, tetapi mereka meragukan kebenarannya, karena berbeda dengan kebenaran yang mereka yakini melalui Talmud dan Misnah (Tafsiran Taurat).

Sikap dan perilaku Israel menimbulkan kecemburuan dan kemarahan Tuhan Allah. Sehingga Tuhan Allah memakai bangsa kafir sebagai sarana penghukuman agar mereka menyadarinya. Musa menyebut masalah fundamental bangsa Israel adalah tegar-tengkuk. Predikat buruk yang tidak layak bagi bangsa pilihan. Kutipan dari kitab Ulangan 32:21 ini dipakai Paulus sebagai peringatan agar memberi telinga mendengar Injil dan tidak menolak.

Apa dampak dari penolakan terhadap Injil (tidak mau mendengar Injil) ayat 21-22? Paulus menggunakan latarbelakang Perjanjian Lama tentang penghukuman dan keselamatan (Yesaya 65:1,11). Narasi yang bernada kontradiksi dikenakan kepada Israel. Seharusnya mereka diberkati, tapi sebaliknya nabi Yesaya malah menubuatkan penghukuman. Mengapa? Karena Israel disebut sebagai bangsa yang semenjak nenek moyang mereka mendatangkan sakit hati Tuhan Allah (band Yes: 65:2-3,7). Secara tersirat Paulus bertanya apakah tragedi masa lampau ini akan terulang lagi bagi Yahudi masa kini dan kenapa harus melanjutkan kemarahan Tuhan Allah bagi generasi kini? Padahal betapa sabarnya Tuhan Allah, tangan-Nya selalu terulur (sebagai isyarat memohon dengan sangat). Ini menandakan ketersediaan waktu Tuhan Allah menanti agar mereka datang mencari-Nya, mendengar perintah dan firman-Nya, hingga terjadi perubahan jati diri dari bangsa yang bebal menjadi dengar-dengaran.

Tidak taat dan membantah pada-Nya tidak hanya menjauhkan dari hadirat-Nya, malah mereka akan terbuang, ditawan dan diasingkan dan berakhir tragis dalam berbagai penghukuman. Senada dengan pernyataan ini, Yeremia mengecam Israel karena tidak mendengar Tuhan Allah (5:21).

Firman Tuhan Allah menyuarakan kasih, kekuatan dan teguran. Teks ini mengingatkan akan kewajiban dan urgensi mendengar suara Tuhan Allah. Berhati-hatilah dan kritisi suara yang lain, mungkin itu suara iblis atau suara kedagingan.

Makna dan Implikasi Firman

Menjadi pendengar yang setia, tidaklah mudah, butuh perjuangan, bahkan harus dengan iman. Sebab pendengaran berhubungan dengan iman, bahkan bagian dari iman. Dibutuhkan kecerdasan untuk mendengar, karena ini berdampak pada hati dan pikiran seseorang. Contoh yang salah dalam hal mendengar; Amnon mendengar nasihat Abinadab dampaknya ia kehilangan kedudukan dan nyawa. Rehabeam mendengar nasihat anak muda, kerajaan Israel terpecah jadi dua. Kegagalan dalam menyaring dan menjaga pendengaran bisa berakibat fatal. Karena itu berilah perhatian untuk mendengar dengan hikmat dan selektif.

Menutup telinga berarti tidak mau mendengar informasi, berita, firman dan kebenaran. Tidak mendengar konotasinya identik dengan memberontak atau melawan. Barangsiapa bertelinga hendaklah ia mendengar. Telinga yang terbuka pada kebenaran firman menunjukkan pribadi yang taat, setia, tekun dan sabar.

GMIM adalah gereja yang menunjukkan identitasnya taat mendengar firman Tuhan Allah. Mendengar berarti menunjukkan kedekatan hubungan yang akrab. Mendengar berarti menyimak dan mau mengerti tentang kehendak Dia yang memanggil. Saling mendengar antar sesama menunjukkan empati yang mendalam, keseriusan membangun relasi yang harmonis. GMIM sebagai gereja global membaur dan saling menghormati dalam kemajemukan. Kehadirannya yang kini diperhitungkan di kancah Nasional dan Internasional adalah buah dari ketaatannya mendengar panggilan Tuhan Allah dan kesetiaannya mendengar serta melakukan firman-Nya.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

Apa yang saudara pahami dengan “Iman Timbul Dari Pendengaran Firman” menurut Roma 10:16-21?
Mengapa “mendengar firman” disebut sebagai tanda ketaatan?
Bagaimana kiat mengembangkan pendengaran yang baik pada pemberitaan firman Tuhan Allah?
NAS PEMBIMBING: Yesaya 50:5

POKOK POKOK DOA:

Kerendahan hati dan kepasrahan diri pada kehendak dan kemahakuasaan Tuhan Allah.
Agar jemaat diberi kemampuan dan ketajaman mendengar, menyaring dan menyeleksi berita kebenaran yang menghidupkan serta menyelamatkan.
Agar mampu membedakan antara suara Tuhan Allah dan suara iblis.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Nyanyian masuk: KJ. No. 1 Haleluya! Pujilah.
Nas Pembimbing: NKB No. 125 Kudengar Panggilan Tuhan
Pengakuan Dosa: KJ No. 33 Suara-Mu Kudengar
Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus.
Ses Pembacaan Alkitab: KJ. No. 115 Firman-Mu, Tuhan, Adalah Kebun.
Persembahan: PKJ No. 264 Apalah Arti Ibadahmu
Penutup: NKB No. 204 Di Dunia Yang Penuh Cemar

ATRIBUT Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.

(*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles